11.9.08

Guru dan Tenaga Pendidik

Bapak dan Ibu Guru beserta Tenaga Pendidikan SMAN 1 Taliabu




Selengkapnya >>>>

Design Kartu Siswa

Kartu Siswa SMAN 1 Taliabu Utara

(Bagian depan)

(Bagian Belakang)

Selengkapnya >>>>

Journey to Taliabu, Sula Islands

oleh: Haryono Subiyanto

Tepat sebulan selepas wisuda dari Universitas Islam Negeri (UIN) malang Perjalanan hidupku membawaku ke Indonesia timur kali ini membawaku pertama kalinya menginjak tanah Maluku yang dikenal kaya akan rempah-rempahnya untuk mengabdikan diri sebagai tenaga pendidik di SMAN I Taliabu Utara sebagai bentuk kepedulian untuk mencerdaskan anak bangsa yang masih mengalami ketertinggalan. Diawali dengan berlayar dari Surabaya ke Ternate naik kapal pelni Lambelu selama 7 hari dengan transit melalui makasar-baubau-ambon-pulau buru (namlea)-bitung-ternate. Sesampainya d pelabuhan bastiong ternate kami menginap di hotel selama 1 hari, kemudian melanjutkan perjalanan ke sanana.

Kami berangkat pada pagi hari. Perjalanan yang kami ambil melewati laut dengan menumpang kapal penumpang Theodora Di sanana, aku bersama 39 guru kontrak lain yang di rekrut melalui Universitas Negeri Malang, tiba pada pagi hari berikutnya. Kepulauan Sula sendiri masuk dalam Propinsi Maluku Utara, terdiri dari tiga pulau besar dengan Sanana sebagai ibukota kabupatennya. Akan tetapi lokasinya lebih dekat dengan Pulau Sulawesi, dekat dengan daerah Luwu Banggai.
Perjalanan berlangsung lancer karena saat aku berangkat tepatnya pada bulan februari 2
008 bukan merupakan musim ombak. Setelah tiba di sanana kami disambut di pelabuhan oleh seluruh orang dinas pendidikan dan seluruh kepala sekolah se-kabupaten kepulauan sula. Kemudian kami dijamu sebentar di hotel dessy dan selanjutnya diantar ke penginapan sementara oleh kepala sekolah masing-masing yang sekolahnya akan kami tempati untuk bertugas. Setelah sekitar satu minggu kami di tampung sementara di kota sanana maka kami masing-masing diberangkatkan ke tempat tugas.

Kebetulan saat keluar SK penempatan aku dan seorang kawanku pak tri pujianto nugroho mendapatkan tempat di SMAN I Taliabu Utara (Gela) konon katanya tempat kelahiran bapak bupati Ahmad Hidayat Mus. Kapal bergerak menyisir sepanjang pantai pulai Taliabu ini. Sepanjang pantai terhampar deretan pohon kelapa panjang sekali, yang jika terkena angin seperti formasi tarian hula-hula yg ditarikan oleh ribuan gadis2 Hawai yang gemulai...
Sesampai dipelabuhan Dofa ternyata kami disambut oleh ibu-ibu yg menjajakan makanan seperti ubi, ikan, kacang dan nasi bungkus. Disini ada kejadian yg menarik, orang2 diatas kapal pada berebut turun utk segera menyantap hidangan yg dijual d atas dermaga, seperti pengungsi kelaparan yg sudah tidak makan seminggu. Sehingga terjadilah pemandangan saling berebut ubi, ikan atau kacang di sepanjang dermaga, nggak yang tua atau muda semua saling berebutan. Kasihan juga ama ibu2 penjualnya, mereka sampai kewalahan melayani pembeli yg nggak sabaran. Kapal harus melewati Selat Capalulu yg terkenal dengan pusaran airnya. Selat ini yang membatasi Pulau Taliabu dengan Pulau Mangole. Konon, pusaran air yg ada disini merupakan pusaran air terbesar kedua didunia.

Selepas dari Selat Capalulu, kami sudah dihadapkan oleh ganasnya laut lepas. Ombak setinggi 3-4 meter datang menerjang badan kapal silih berganti. Seakan-akan tidak memberi ampun kepada kapal kami yg nyelonong masuk wilayah mereka. Badan kapal yg besar dan berat tsb mulai goyah juga, menggoyangkan seluruh isi kapal. Para penumpang , termasuk kami, yg tadinya berada d teras samping kapal mulai merasakan "kocokan maut". Satu persatu mulai masuk ke kabin kapal untuk menghindari gocangan ini. Akupun masuk ke kabinku, membaringkan badanku d ranjang kabin, seraya menggumam "Jangan sampai mabuk laut...mampus deh kalo sampe mabuk laut" dan aku pun tertidur jg....

Setelah beberapa jam terombang-ambing di lautan akhirnya saya, pak tri bu ella dan bu ipank (guru-guru yang menjemput kami) tiba di taliabu utara tepatnya di desa jorjoga, perjalanan masih belum berakhir untuk mencapai sekolah di desa gela masih harus naik long boat lagi selama satu jam. Setelah perjalanan di long boat yang cukup melelahkan akhirnya kami sampai juga di gela dengan disambut segenap siswa SMAN I Taliabu Utara dan masyarakat desa gela kecamatan Taliabu Utara.

Selamat datang di Gela, petualangan belum berakhir dan akan berlanjut pada tulisan selanjutnya...

Selengkapnya >>>>

5.9.08

Program Unggulan

Program Unggulan SMAN I Taliabu Utara

Berbagai strategi telah disusun dalam berbagai silabus pembelajaran yang semua itu tercakup dalam program unggulan SMAN I yang terdiri dari :

Program Bidang Kurikulum
1. Fullday School
2. Program Pembelajaran Responsif
3. Team Teaching
4. Rapor Bulanan
5. Pembentukan Rumpun Bidang Study
6. Program Kelas Khusus
7. Program Tugas Belajar S-2 Pelatihan Guru

Program Bidang Kesiswaan
1. Bidang Peningkatan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Bidang Peningkatan Kehidupan Berbangsa dan Ber-negara.
3. Bidang pendidikan pendahuluan Bela Negara.
4. Bidang Pembentukan Kepribadian dan Budi Pekerti Luhur.
5. Bidang Pendidikan Berorganisasi, Politik dan Kepemimpinan.
6. Bidang Peningkatan Ketrampilan Dan Kewiraswastaan.
7. Bidang Peningkatan Kesegaran Jasmani.
8. Bidang Pengembangan apresiasi dan Kreasi Seni.

Program Bidang Kehumasan
1. Mengupayakan adanya program pengabdian pada masyarakat
2. Membina hubungan dengan lembaga-lembaga pendidikan
3. Hubungan dengan Kelompok Kerja Guru (KKG)
4. Pendelegasian Guru dan Siswa dalam tugas tertentu, Seperti Mengikuti turnamen. Lomba, Seminar, MGMP, dan lain-lain.

Program Bidang Sarana dan Prasarana
1. 1 unit lab biologi, fisika, kimia, dan komputer
2. Ruang kesehatan dan
3. Taman-taman belajar yang dirancang seindah mungkin sehingga siswa merasa nyaman untuk belajar terutama untuk kelas-kelas siang yang kebanyakan dilaksanakan outdoor untuk menghilangkan kejenuhan.
4. Pusat Sumber Belajar Bersama (PSBB) Dan Sarana-sarana penunjang lainnya.

Selengkapnya >>>>

Kegiatan ekstra kurikuler

Dengan keterbatasan jumlah tenaga pendidik, kami terus bekerja keras untuk memberikan yang terbaik bagi anak bangsa yang terpinggirkan ini. Kegiatan ekstra kurikuler yang diberikan antara lain: basketball, football, kaligrafi, pramuka, pecinta alam, TPQ, remaja masjid, Kader Muda Gereja, pembelajaran khusus bahasa arab dan bahasa inggris, UKS, Kasidah, swimming, pembinaan MTQ.

Selengkapnya >>>>

Metode belajar

Cara pengajaran sains yang digunakan adalah Active Learning, dengan berbagai macam keterbatasan sarana prasarana, maka kami menggagas sekolah alam, dimana siswa diajak untuk belajar aktif, sesuai dengan tema yang sedang di pelajari terutama mata pelajaran biologi, yang memanfaatkan laboratorium alam yang sangat luas dan melimpah ruah, karena lingkungan alam yang masih sangat alami.

Sekolah ini terletak diatas bukit yang masih alami sehingga untuk mengamati flora dan fauna masih bisa dilakukan dengan mudah sekali bahkan seringkali siswa di ajak untuk mengamati berbagai flora dan fauna endemik taliabu yang hanya bisa dijumpai di pulau ini dan tidak pernah akan dijumpai di belahan bumi manapun di dunia ini yang perlu dilestarikan, karena siswa learning by doing maka kesadaran dan rasa kecintaan dan rasa kepemilikan terhadap lingkungan akan tumbuh. Di bawah sekolah ini juga terhampar lautan luas yang menyimpan berbagai macam kekayaan biota laut yang sangat berharga dalam kehidupan sekaligus bahan penelitian yang gratis bagi SMAN I taliabu utara. Dengan metoda belajar ini para siswa tidak merasa bosan di sekolah meskipun waktu bersekolah cukup panjang.

Selengkapnya >>>>

Visi Misi dan Strategi

Visi Misi dan Strategi SMAN I Taliabu Utara

Visi
Dalam membangun SMAN I Taliabu Utara para pendidik mempunyai visi untuk menjadikan SMAN I Taliabu Utara sebagai suatu sekolah Dwibahasa dan Berwawasan lingkungan yang mempersiapkan anak didiknya untuk mampu bersaing dalam wawasan global di era teknologi.

Misi
Para pendidik yang menjalankan tugas di sekolah mengemban suatu misi luhur yakni untuk membangun anak Indonesia yang yang teguh, mandiri dan berprestasi serta berakhlakul karimah. Sedangkan misi dari penyelenggaran pembelajaran dan pendidikan di SMAN I Taliabu Utara adalah :
 Meningkatkan penerapan manajemen partisipatif
 Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab stakeholder sekolah
 Meningkatkan kesejahteraan Sumber Daya Manusia (SDM) secara
menyeluruh
 Membina dan mengembangkan kerjasama dengan lingkungan
 Mengoptimalkan penghayatan terhadap nilai-nilai agama untuk dijadikan
sumber kearifan bertindak.

Strategi:
 Menciptakan suasana kehidupan yang kreatif, inovatif, apresiatif, sehat,
nyaman dan relegius
 Menyiapkan tenaga pendidik yang profesional dan berdedikasi tinggi
 Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang refresentatif
 Melakukan studi banding ke Madrasah/sekolah lain
 Mengembangkan proses pembelajaran dalam mengantisipasi era otonomi
daerah dan persaingan global
 Mengadakan kerjasama pendidikan dengan berbagai pihak terkait
 Menyediakan laboratorium dan perpustakaan yang memadai.
 Mengadakan pelatihan/seminar berkala bagi guru dan karyawan.

Selengkapnya >>>>

Kepulauan Sula: Surga Investasi Mendulang Megaproyek "Emas Hijau"

Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara Surga Investasi Mendulang Megaproyek "Emas Hijau"

Permintaan energi solar dan minyak tanah dunia mencapai 2.487 juta ton atau 67 persen dari kebutuhan minyak bumi dunia. Indonesia memerlukan 42 juta kiloliter minyak tanah dan solar atau sekitar 65 persen dari total konsumsi minyak bumi per tahun.

Pada saat yang sama terjadi penurunan produksi, namun jumlah permintaan bertahan dan cenderung meningkat. Di lain pihak, menurut Menristek Kusmayanto Kadiman, negara-negara maju juga sedang berpacu memproduksi bahan bakar nabati (BBN) atau biofuel yang permintaannya mencapai 71 juta ton atau senilai 28 juta Poundsterling.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro, persediaan minyak bumi Indonesia mungkin bisa bertahan 11 tahun, gas bumi 30 tahun dan batubara 50 tahun lagi. Artinya, diperlukan sumber-sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar tersebut atau paling tidak mengantisipasi masa kehabisan bahan bakar sumber tersebut.
Indonesia sudah dua dekade mengalami krisis energi. Walau terlambat, pemerintah melalui Inpres No 10 Tahun 2005 tentang pemasyarakatan dan penggunaan BBN melalui gerakan penghematan penggunaan bahan bakar energi fosil. Inpres ini berimplikasi terhadap peningkatan berbagai upaya pengembangan dan penelitian, produksi dan penggunaan bahan bakar bersumber dari lemak tumbuhan, salah satunya biodiesel dari kelapa sawit.


"Emas Hijau"

Indonesia dan Malaysia masih menguasai 80 % produksi minyak sawit dunia. Pada tahun 2005 kapasitas produksi CPO Indonesia mencapai 13,6 juta ton, naik dari 10,8 juta ton pada tahun 2004. Kapasitas produksi minyak kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2010 diharapkan mencapai 15 juta ton (Investor Daily, 19/5/2005).
Laju tanam kelapa sawit di Indonesia dalam kurun waktu antara 1999 sampai 2004 berkisar 401.000 ha per tahun (Sawit Watch, 2005). Laju tanam ini diperkirakan akan semakin meningkat menjadi 600.000 ha dalam waktu 5 tahun mendatang bahkan bisa melebihi proyeksi permintaan minyak sawit untuk kebutuhan pangan dan industri makanan.
Di sisi lain, ambisi Malaysia menjadi produsen biodiesel nomor satu di dunia otomatis juga turut menekan tingginya ekspansi perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Investasi Malaysia mencapai 30 % produksi minyak mentah kelapa sawit (CPO) di Indonesia pada tahun 2005 tidak cukup untuk memenuhi target tersebut. Selain itu, keterbatasan lahan untuk perkebunan baru kelapa sawit di Malaysia juga akan menekan laju ekspansi di Indonesia guna mencapai target Malaysia sebagai produsen biodiesel dari minyak sawit terbesar di dunia.
Melihat perkembangan industri biodiesel terkini, Malaysia, terutama perusahaan besar perkebunan kelapa sawit sudah pasti akan menjadi pemegang kendali atas industri BBN yang berasal dari minyak sawit. Strategi pengembangan dan pengemasan propaganda BBN dari minyak sawit secara gamblang masih dari kelompok dominan pemain industri dan bisnis kelapa sawit. Melalui kerjasama patungan (joint-venture) pengusaha kelapa sawit dari Indonesia dan Malaysia memperkokoh fondasi bisnis dan barisan mereka juga semakin kuat memproteksi kartel bisnis ini ke depan.

Investasi Rp 13,5 Triliun

Terkait prospek super prospektif ini, perusahaan patungan Indonesia-Malaysia, Indomal Group melalui anak perusahaan Indomal Usahasama berencana mengembangkan Palm Oil Centre terpadu di Pulau Taliabu dan Mangoli, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara. Total investasi yang ditanamkan mencapai Rp 12,5 triliun atau sekitar 1 miliar Dolar AS. Bupati Kepulauan Sula, Ahmad Hidayat Mus menjelaskan, pihaknya akan membuka lahan kelapa sawit seluas 200.000 hektare, membangun pabrik CPO dan pabrik biodiesel masing-masing 7 unit serta infrastruktur pendukung berupa pembangkit listrik 2 x 10 megawatt. Dengan luas lahan perkebunan tersebut diharapkan bisa memproduksi kelapa sawit 1,5 juta ton per tahun. Sementara untuk pabrik pengolahan biodiesel, direncanakan berkapasitas 150 ribu ton per tahun.
"Areal penggunaan lahan (APL) dan hutan konversi (HK) sudah didapat untuk pengelolaan lahan, sehingga rencana ini sudah bisa beroperasi awal tahun 2007," katanya kepada Suara Karya di Jakarta, Senin (30/4). Ahmad mengatakan, dari total investasi Rp 12,5 triliun, sekitar Rp 5 triliun diantaranya digunakan untuk membiayai pembersihan lahan dan penanaman kelapa sawit.
Sedangkan, pembangunan pabrik biodiesel dengan kapasitas 150.000 ton per tahun diperkirakan menelan biaya Rp 3,5 triliun, pabrik CPO senilai Rp 1 triliun dan dua pembangkit listrik senilai Rp 2 triliun. Sisanya, digunakan untuk pembangunan infrastruktur pendukung seperti pelabuhan dan jalan.
Menurut Ahmad ini merupakan bagian dari upaya mendukung program pemerintah mengembangkan bahan bakar nabati. Palm Oil Centre terdiri atas perkebunan kelapa sawit, pabrik pengolahan crude palm oil (CPO), pabrik pengolah CPO menjadi biodiesel dan pembangkit listrik.
"Awal tahun ini (Januari 2007), kami sudah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding atau MOU) dengan PT Indomal Usahasama yang diwakili Presiden Direkturnya, Chairul Anhar," kata Ahmad.
PT Indomal Usahasama memiliki teknologi pengolahan CPO menjadi biodiesel dan vitamin yang saat ini telah diekspor ke 40 negara di dunia. Dengan teknologi itu, harga biodiesel yang akan dijual akan lebih kompetitif dari para pesaing. Kini proses pembersihan lahan untuk bisa segera ditanami sawit sudah dimulai.
Untuk pendanaan proyek Palm Oil Centre ini, beberapa lembaga keuangan telah siap memberikan dukungan yaitu Exim Bank Malaysia dan Gulf Finance House, salah satu lembaga pembiayaan dari Doha, Qatar. Lembaga-lembaga ini akan masuk membiayai hingga 70 persen dari nilai proyek, dengan skema project financing. Sisanya ditanggung oleh modal sendiri.
Kini masalah kesiapan infrastruktur menjadi perhatian utama dalam pengembangan Palm Oil Centre. Menurut Ahmad, untuk sementara di sektor transporasi kini sudah ada sarana berupa bandara mini dan sejumlah pelabuhan. Selain itu, melalui dana APBD, Pemkab Kepulauan Sula juga berencana membangun jembatan sepanjang satu kilometer yang menghubungkan dua pulau besar di daerah tersebut. Selain APBD, pembangunan salah satu jembatan terpanjang di Indonesia itu juga akan dibiayai APBN dan bantuan asing. Jembatan senilai Rp 400 miliar ini ditargetkan mulai dibangun 2008 dan rampung pada 2010.
Sebab, ketersedian pelabuhan udara, pelabuhan laut, jalan dan jembatan merupakan hal yang harus disiapkan agar tidak mengganggu kelancaran arus barang setelah Palm Oil Centre beroperasi.
Ahmad berharap pemerintah pusat dan hibah asing dapat berpartisipasi dalam pembangunan sarana infrastruktur itu. "Berdasarkan perkiraan, dibutuhkan dana sekitar Rp 4 triliun untuk bisa menyediakan lapangan terbang standar, pelabuhan laut, pembangunan jalan dan jembatan," katanya.
Bila telah berjalan, proyek ini akan mampu menyerap tenaga kerja hingga sekitar 60 ribu jiwa, sehingga harus didatangkan tenaga kerja dari luar Kepulauan Sula karena tenaga kerja di daerah ini hanya sekitar 20 ribu orang.
Bupati Ahmad Hidayat Mus mengatakan, pihaknya mendukung penuh keinginan investor asal Malaysia sebagai salah satu strategi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Kami juga telah membangun jalan yang akan melintasi areal perkebunan dan lokasi proyek sepanjang 80 kilometer tahun lalu, 40 km direncanakan tahun ini dan total 426 km pada 2009. Semua menggunakan dana APBD kabupaten," katanya.
Bila dikalkulasi secara total, potensi modal yang akan masuk ke kepulauan di tepian Pasifik ini mencapai Rp 13,5 triliun. Sebab, PT Ginang Fohu Plantations (PT GFP) juga turut menanamkan modal Rp 1 triliun. "Minggu ketiga Mei ini proyek perkebunan kelapa sawit PT GFP seluas 40 ribu hektare segera dimulai. Mereka fokus untuk CPO," ujarnya. Selain itu, BRI dan Bank Mandiri juga berencana siap mengucurkan dana senilai 8,9 triliun pada tahun 2009. Kedua bank pelat merah ini juga siap berpartisipasi sampai kelak Kepulauan Sula menjelma surga "emas hijau" dunia. (Yudhiarma)


Magnet Pengundang Investor

Potensi sumber daya alam Kabupaten Kepulauan Sula meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, kelautan, pertambangan, industri dan pariwisata.
Menurut data Pemkab Kepulauan Sula, pengembangan pertanian tanaman pangan meliputi sayur-sayuran, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar. Sedangkan pengembangan agrowisata untuk komoditas buah-buahan meliputi durian, langsat, manggis dan mangga. Sampai dengan tahun 2005 luas lahan untuk usaha pertanian tercatat 24.743,56 Ha dengan produksi sebesar 33.608,62 ton/tahun.
Potensi kehutanan di Kabupaten Kepulauan Sula berupa hutan alam yang berdasarkan Peta Paduserasi RTRWP dengan TGHK memiliki luas hutan 471.951,53 Ha yang terdiri dari Hutan Lindung 46,426,70 Ha, Hutan Suaka alam 12.683,53 Ha, Hutan Produksi Tetap 24.250,00 Ha, Hutan Produksi Terbatas 55.014,00 Ha, Hutan Produksi dapat dikonversi 281.077,70 Ha, Areal Penggunaan Lain 52.499,60 Ha.
Seperti dikemukakan Bupati Kepulauan Sula, Ahmad Hidayat Mus, SE (AHM), usaha perikanan di Kabupaten Kepulauan Sula adalah perikanan rakyat. Produksi perikanan sangat beragam dengan kesediaan potensi 80.547,81 Ton/Tahun dan potensi lestari sebesar 40.273,91 ton/tahun dengan standing stock pelagis (permukaan) 33.060,94 ton/ tahun serta ikan demersal (dasar) 16.875,61 ton/tahun dimana pemanfaatan untuk kedua komoditas ini baru mencapai 11.506,53 ton/tahun atau 22,8 persen dari potensi lestari.
Di Kabupaten Kepulauan Sula terdapat beberapa indikasi sumber bahan galian golongan A, B dan golongan C yaitu tambang emas terdapat di Kecamatan Mangoli Timur (Desa Waitina, dan Kawata). Kemudian tambang batubara terdapat di terdapat di sepanjang semenanjung Kecamatan Sulabesi Barat (Desa Fuata) dan Kecamatan Taliabu Timur (Desa Sahu dan Tabona), serta Kecamatan Sanana (Desa Wai Ipa) dengan perkiraan cadangan 10.400.000 m. Tambang minyak dan gas terdapat di Kecamatan Mangole Barat (Desa Falabisahaya, Minaluli, Modapuhi, Modapia dan Saniahaya), Cekungan Sula (Memanjang dari perbatasan Kab. Banggai hingga sebelah Utara Pulau Taliabu dan Mangoli) dan Cekungan Sula Selatan di sebelah Selatan Pulau Taliabu.
Bahan galian non logam: pasir dan batu (sirtu) terdapat di Kecamatan Taliabu Barat (Desa Nunca, Gela, Bappenu dan Pancado); Pasir Kwarsa di Kecamatan Taliabu Barat (Desa Jorjoga dan Gela); Zeolit di Kecamatan Sanana dan Kecamatan Mangoli Timur (Desa Orifola); Kapur di Pulau Taliabu; Granit di Pulau Mangole dan Taliabu; Lempung di Pulau Mangole (Desa Waisakai) dan Pulau Taliabu; Andesit di Pulau Taliabu; Skist di Pulau Taliabu; dan Koalin di Pulau Mangole dan Taliabu.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Kepulauan Sula, Ir Arman Sangadji mengatakan, untuk kegiatan industri di Kabupaten Kepulauan Sula umumnya adalah industri kecil yang didominasi oleh industri rumah tangga, disamping terdapat industri kayu lapis (PT. Barito Pasifik Timber Group) di Falabisahaya Kecamatan Mangole Barat dan beberapa industri sawmill yang tersebar di beberapa kecamatan.
Bidang pariwisata ditunjang dengan sejumlah objek wisata, baik wisata alam maupun wisata sejarah. Obyek wisata alam antara lain pantai Wai Ipa, pantai Manaf di Kecamatan Sanana, taman laut Pagama di Kecamatan Mangole Timur, Pulau Hamparan dan sumber air panas di pantai Losseng Kec Taliabu Timur, Selat Capalulu di Kec Mangole Barat.
Sedangkan untuk objek wisata sejarah antara lain meliputi; Air Kalimat dan Pasir Anjing di Jorjoga, Gunung Kukusang dan Goa Mananga di Kecamatan Taliabu Barat, Fat Fina Koa (Batu Nona) di Kecamatan Mangole Timur, Benteng Alting/Dever Watching peninggalan bangsa Portugis di Sanana.


Pertumbuhan Ekonomi

Arman menjelaskan, perekonomian Kabupaten Kepulauan Sula didominasi oleh tiga sektor utama yakni, sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor industri pengolahan. Pada tahun 2005 kontribusi sektor pertanian mencapai 38,19 persen mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2004 yang mencapai 37,99 persen. Kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2005 mencapai 22,60 persen meningkat dibanding tahun 2004 yaitu sebesar 22,41 persen. Kontribusi sektor industri pengolahan tahun 2005 sebesar 19,67 persen menurun dibanding tahun 2004 yaitu sebesar 21,81 persen.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Sula yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan mampu tumbuh mencapai nilai 5,11 persen. Angka pertumbuhan ini sedikit lebih rendah sekitar 0,30 persen bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2004 yaitu sebesar 5,41 persen. PDRB perkapita berdasarkan harga konstan pada tahun 2005 yaitu Rp 2.134.669 mengalami peningkatan 2,77 persen dari tahun 2004 yaitu Rp 2.007.163.
Tinjauan secara sektoral pada tahun 2005, kata Arman, hampir semua sektor mengalami pertumbuhan nilai positif. Secara berurutan pertumbuhan tertinggi dicapai sektor bangunan sebesar 10,37 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 10,0 persen, sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 7,87 persen, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 7,29 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 4,08 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 3,98 persen, sektor pertanian sebesar 3,79 persen, sektor industri pengolahan sebesar 3,02 persen dan sektor jasa-jasa sebesar 1,64 persen.
Lonjakan pertumbuhan sektor bangunan disebabkan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sarana tempat tinggal dan prioritas pembangunan daerah dalam penyediaan sarana perkantoran Pemerintah Daerah. Secara simultan pertumbuhan sektor bangunan diikuti dengan pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor pertambangan dan penggalian.
Sedangkan fluktuasi harga di pasar mempengaruhi rendahnya pertumbuhan sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan sektor jasa-jasa.
Pada tahun 2006, sektor pertanian masih menjadi kontributor utama penyumbang nilai PDRB, disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa sebagian besar penduduk memiliki mata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Pemanfaatan komoditas unggulan daerah pada sub sektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan berpengaruh nyata bagi pertumbuhan sektor industri pengolahan karena tersedianya bahan baku dan meningkatnya permintaan bahan jadi. Penyediaan infrastruktur dasar berupa jalan dan jembatan, perumahan dan fasilitas pemerintah akan meningkatkan pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Berdasarkan Peraturan Bupati Kepulauan Sula Nomor 01 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kepulauan Sula tahun 2005-2010, maka ditetapkan visi, misi, strategi, arah kebijakan dan prioritas program pembangunan Kabupaten Kepulauan Sula tahun 2005 - 2010.

Visi dan Misi

Visi Kabupaten Kepulauan Sula sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Kepulauan Sula tahun 2005-2010, yaitu "Mewujudkan Harapan Masyarakat Kabupaten Kepulauan Sula yang Beriman, Maju, Damai dan Sejahtera secara Utuh pada tahun 2010."
Sebagaimana visi di atas, maka misi Pembangunan Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2005 - 2010, yaitu pertama, peningkatan kualitas kehidupan beragama. Kedua, peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Ketiga, penciptaan pemerintahan yang profesional dan kredibel. Keempat, pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis sumberdaya alam.
Pemberian kemudahan investasi di Kabupaten Kepulauan Sula dilakukan melalui deregulasi perpajakan dan regulasi kemudahan investasi, mengembangkan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi, perdagangan antarpulau dan peningkatan ekspor komoditi non-migas. Kelima, percepatan pengembangan wilayah yang diarahkan pada pembangunan infrastruktur wilayah guna meningkatkan pelayanan sosial ekonomi serta kemudahan akses antara masyarakat dengan sumber-sumber produktif berupa modal, teknologi dan pasar.
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru berdasarkan arahan rencana umum tata ruang wilayah Kabupaten Kepulauan Sula melalui pengembangan potensi unggulan yang dimiliki berupa optimalisasi pengelolaan sumberdaya alam secara produktif dan berkesinambungan serta kebutuhan strategis pelayanan pemerintahan dan pembangunan. Untuk itu segera dilakukan percepatan pembangunan di kawasan-kawasan yang telah teridentifikasi sebagai kawasan andalan, kawasan tertinggal maupun kawasan sentra produksi sebagai pusat-pusat pertumbuhan baru. (Yudhiarma/Pemkab Kepsu)

Selengkapnya >>>>

Rintisan Pendidikan Kecakapan Hidup dalam rangka Menyongsong Sekolah Berbasis Keunggulan Lokal di SMAN I Taliabu Utar

Undang-undang nomor 20 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah mengamanatkan pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal ini berdampak pada sistem penyelenggaraan pendidikan dari sentralistik menjadi desentralistik. Berdasarkan pernyataan diatas, sekolah/ daerah memiliki kewengan yang luas untuk mengembangkan dan menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan kondisi peserta didik, keadaan sekolah, potensi dan kebutuhan daerah. Berkenaan dengan itu kabupaten kepulauan sula pada umumnya dan taliabu pada khususnya memiliki kekhasan multikultur (adat istiadat, tata cara, bahasa, kesenian, kerajinan, ketrampilan daerah dll) yang merupakan ciri khas yang akan memperkaya nilai-nilai kehidupan bangsa.


Sekolah tempat program pendidikan dilaksanakan
merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu program sekolah perlu memberikan wawasan yang luas terhadap peserta didik mengenai ketrampilan-ketrampilan tertentu yang berkaitan dengan pengalaman peserta didik dalam kesehariannya pada lingkungannya. Taliabu, tempat dimana sekolah ini berada merupakan bagian dari kepulauan maluku yang sejak zaman dulu sudah dikenal sebagai daerah yang melimpah kekayaan alamnya, diantaranya hasil rempah-rempah(cengkeh, pala, lada, panili dll), kayu olahan, kopra, jambu mete dan berbagai komoditas perkebunan lain. Selain itu wilayah yang terdiri dari kepulauan ini sangat kaya dengan kekayaan lautnya, belum lagi berbagai tambang yang belum terekplorasi hingga saat ini.
Suatu potensi kekayaan yang luar biasa apabila dapat dikembangkan secara maksimal akan mampu menjamin kesejahteraan penduduk dan bukan tidak mungkin akan menempatkan wilayah ini menjadi daerah terkaya se-indonesia. Namun hal itu masih sebatas das seins tak lebih dari hanya sekedar utopia yang selalu dibangga-banggakan masyarakatnya. Sedangkan kenyataannya secara das sollen kehidupan masyarakat di kepulauan maluku pada umumnya dan di taliabu pada khususnya masih sangat minim b
ahkan bisa dikatakan primitif. Masyarakat pemilik perkebunan tidak bisa ikut menentukan harga komoditas yang mereka hasilkan, ditambah lagi ongkos biaya angkut untuk menjual hasil kebun mereka yang sangat mahal dan belum adanya upaya peningkatan hasil pertanian mereka secara maksimal yang akan meningkatkan pendapatan mereka.
Melihat realita diatas maka SMAN I Taliabu Utara sebagai lembaga pendidikan yang ada di Pulau taliabu ini dengan gagasan revolusionernya, ingin meningkatkan taraf hidup penduduk taliabu melalui peningkatan mutu pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia taliabu. SMAN I Taliabu Utara sebagai lembaga pendidikan merasa berkewajiban untuk membangun kesadaran bersama bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen untuk meningkatkan sumber daya manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Oleh karenanya model pendi
dikan yang dilaksanakan di SMAN I Taliabu Utara ini adalah pendidikan yang mengembangkan potensi peserta didik tanpa merasa tertekan, mau dan mampu memecahkan dan mengatasai problema hidup peserta didik dalam kehidupan di masyarakat dan lingkungannya baik secara lokal maupun global. Dalam hal ini maka para siswa SMAN I Taliabu Utara akan dibekali pendidikan kecakapan hidup (life skill education) berupa kecakapan agrokompleks berbasis lingkungan.
Secara umum tujuan diberikannya kecakapan agrokompleks berbasis lingkungan di SMAN I Taliabu Utara adalah sebagai berikut:
1. mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi

2. memberikan wawasan yang luas mengenai berbagai potensi alam yang ada didaerahnya dan kemudian mampu bagaimana memanfaatkannya secara optimal tanpa mengganggu keseimbangan lingkungan yang ada
3. memberikan bekal dengan latihan dasar tentang teknologi tepat guna dan teknologi pertanian, perkebunan dan kelautan
4. memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel dan kontekstual
5. mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungannya, dengan memberi npeluang pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.

Pada intinya pendidikan kecakapan hidup membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan belajar, menyadari dan mensyukuri potensi diri untuk dikembangkan dan di amalkan, berani menghadapi problema kehidupan, serta memecahkannya secara kreatif. Pendidikan kecakapan hisup bukanlah mata pelajaran, sehingga dalam pelaksanaannya tidak perlu merubah kurikulum dan menciptakan mata pelajaran baru. Yang diperlukan disini adalah mereorientasi pendidikan dari mata pelajaran ke orientasi pendidikan kecakapan hidup melalui pengintegrasian kegiatan-kegiatan yang pada prinsipnya membekali peserta didik terhadap kemampuan teknologi pertanian, perkebunan dan kelautan agar dapat diterapkan dalam keseharian peserta didik. Oleh karena itu saat ini SMAN I Taliabu Utara mengembangkan model green house, kebun percobaan, kandang percobaan dan kolam ikan untuk mendukung konsep life skill education agrokompleks berbasis lingkungan yang di gagasnya.


Salah satu konsep agrokompleks yang lagi digarap SMAN I Taliabu Utara adalah agroforestry (hutantani). Agroforestry di definisikan sebagai penggunaan lahan yang memadukan tanaman pangan, pohon, semak, pakan ternak. Keunggulan sistem agroforestry adalah meningkatkan secara berkesinambungan produktivitas lingkungan dan manusia diwilayah pedesaan, meningkatkan dan memperbaiki produksi pangan, memperbaiki pasokan energi yang berasal dari sumber daya setempat terutama kayu bakar, menghasilkan cukup banyak bahan dasar yang dapat dikonsumsi oleh keluarga atau dujual, melindungi dan memperbaiki kondisi lingkungan alami terutama tanah air vegetasi dan fauna, mempromosikan pengembangan kondisi sosial ekonomi penduduk sesuai dengan nilai-nilai budaya setempat.

Selengkapnya >>>>

Semangat baja Siswa Pedalaman dan Berbagai Tantangannya

Semenjak pertama kali meluluskan alumninya, terbukti bahwa siswa SMAN I Taliabu Utara memang memiliki semangat baja untuk bisa mengubah nasib menjadi jauh lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang melanjutkan studinya ke perguruan tinggi negeri maupun swasta yang mencapai lebih dari 50%, suatu angka yang cukup fantastis bila mengingat posisi sekolah mereka yang termasuk daerah pedalaman dan baru beberapa tahun berdiri.

Kebanyakan dari mereka tersebar di Univ Hairun Ternate, Univ Sam Ratulangi Manado,Univ Haluleo Kendari, Univ Patimura Ambon dan Univ Hasanudin Makasar dan beberapa kampus swasta yang ada di indonesia timur. Yang lebih mencengangkan lagi, ada juga beberapa siswa pedalaman ini yang melanjutkan kuliahnya di beberapa perguruan tinggi elite di jawa, diantaranya Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan bantuan dana dari bupati kepulauan sula.
Suatu semangat dan usaha yang luar biasa untuk keluar dari jeratan kebodohan dan kemiskinan yang menghimpit kebanyakan masyarakat maluku pada umumnya. Sayangnya semangat yang luar biasa ini belum didukung oleh kebijakan dari pihak terkait. Seharusnya ada kebijakan khusus dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk terus memotivasi dan memfasilitasi para siswa yang ada di daerah terpencil. Mengingat kebanyakan sekolah yang ada di daerah terpencil termasuk kabupaten Sula yang tercinta ini masih sangat minim sekali dilihat dari berbagai sudut.
Mulai dari ketersediaan tenaga pengajar yang sangat minim, sudah merupakan hal yang sangat umum bila di sekolah-sekolah yang ada di sini hanya memiliki 2-3 orang guru, bahkan ada dibeberapa sekolah yang hanya memiliki 1 orang guru. Suatu kondisi yang memprihatinkan bila dibandingkan dengan melimpahnya tenaga pendidik yang ada di pulau jawa. Kalaupun ada beberapa sekolah yang memiliki “cukup guru” itupun belum menjamin kualitas pendidikan di kabupaten sula tercinta ini, karena kebanyakan dari mereka belum memiliki kualifikasi sarjana dan kalaupun ada yang jumlahnya membludak adalah sarjana agama, sedangkan sarjana sains masih amat sangat kurang sekali.
Ada beberapa solusi yang saya tawarkan terkait dengan permasalahan tenaga pendidik dan kependidikan di kabupaten sula tercinta ini: pertama, program pengadaan guru kontrak yang didatangkan dari beberapa Universitas terkemuka di indonesia seperti yang sudah dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kab Kep Sula ini harus terus dilanjutkan dan bila perlu di tingkatkan dengan menambah jumlah guru kontrak berkualitas tiap tahunnya. Program ini harus di barengi dengan komitmen pemerintah daerah untuk memberikan kesejahteraan para guru kontrak berkualitas agar betah dalam melaksanakan tugas di daerah-daerah terpencil yang suasananya jauh berbeda (serba terbatas) dengan tempat asal mereka yang kebanyakan di datangkan dari jawa yang fasilitasnya sudah lumayan memadai. Dan juga segera memberikan kepastian pengangkatan guru kontrak ini untuk segera diangkat menjadi pegawai negeri, agar mereka lebih fokus dan menambah komitmen serta pengabdian mereka dalam bekerja memajukan pendidikan di kabupaten tercinta ini.
Kedua, penyediaan anggaran pendidikan yang cukup baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Kalau pemerintah pusat pada tahun anggaran 2009 ini sudah berani menganggarkan pendidikan sebesar 20% dari APBN walaupun atas desakan dari mahkamah konstitusi maka semangat ini juga harus di barengi dengan pemerintah daerah untuk berani menganggarkan 20% anggarannya di bidang pendidikan. Bahkan kalau perlu alokasi anggaran pendidikan di daerah terpencil harus lebih di utamakan, mengingat minimnya berbagai fasilitas pendidikan yang ada di daerah terpencil. Sebutlah kasus ketiadaan perpustakaan, laboratorium, peralatan komputer, dan bahkan ketiadaan gedung tempat dilaksanakannya kegiatan belajar mengajar merupakan suatu hal yang jamak dijumpai. Maka seharusnya alokasi dana untuk pengadaan fasilitas ini tentunya harus lebih besar dibandingkan dengan alokasi dana untuk daerah-daerah yang sudah maju yang mungkin hanya butuh biaya perbaikan. Belum lagi biaya transportasi yang sangat langka dan mahal menjadikan alokasi pembiayaan di daerah-daerah ini harus lebih besar dari daerah lain.

Selengkapnya >>>>

Daftar Tenaga Pendidik

Daftar tenaga pendidik dan kependidikan SMAN I Taliabu Utara


Kepala sekolah

Hayatuddin Fataruba, S.Pd

Univ Hairun Ternate

Wakasek Kurikulum

Iqsal Zulmi, S.Pd

Univ Haluleo Kendari

Wakasek Kesiswaan

Faripa La Hitu, S.Pd

Univ Patimura Ambon

Wakasek Sarpras

Ferdiana Kedong, S.Pd

Univ Hairun Ternate


Jumni, S.Ag

STAIN Buton


Syamsudin Saerun, S.P

Univ Haluleo Kendari


Sari Somefatolano, S.E

Univ Dayanu Buton


Nurniyanti, S.E

Univ Dayanu Buton


Nurlaila Maqsud, S.Pd

Univ Negeri Gorontalo


Tri Pujianto Nugroho, S.Si

Univ Brawijaya Malang


Haryono Subiyanto, S.Si

Univ Islam Negeri Malang


Agus Selamat, Ama. Pd

Univ Muhammadiyah Buton


Erti La Ihi, S.Pd

Univ Haluleo Kendari


Hairudin Madi

Akademi Pelayaran Makasar


La Bunga Ali, S.Pd

Univ Patimura Ambon


Arsil Udu, S.Pd

Univ Patimura Ambon


Yuyus Dharma Purwanti, S.Pd

Univ Dayanu Buton

Selengkapnya >>>>
SMA1 Taliabu 2008 Template by : kendhin : Admin: Email:sman1taliabu@yahoo.co.id