11.9.08

Journey to Taliabu, Sula Islands

oleh: Haryono Subiyanto

Tepat sebulan selepas wisuda dari Universitas Islam Negeri (UIN) malang Perjalanan hidupku membawaku ke Indonesia timur kali ini membawaku pertama kalinya menginjak tanah Maluku yang dikenal kaya akan rempah-rempahnya untuk mengabdikan diri sebagai tenaga pendidik di SMAN I Taliabu Utara sebagai bentuk kepedulian untuk mencerdaskan anak bangsa yang masih mengalami ketertinggalan. Diawali dengan berlayar dari Surabaya ke Ternate naik kapal pelni Lambelu selama 7 hari dengan transit melalui makasar-baubau-ambon-pulau buru (namlea)-bitung-ternate. Sesampainya d pelabuhan bastiong ternate kami menginap di hotel selama 1 hari, kemudian melanjutkan perjalanan ke sanana.

Kami berangkat pada pagi hari. Perjalanan yang kami ambil melewati laut dengan menumpang kapal penumpang Theodora Di sanana, aku bersama 39 guru kontrak lain yang di rekrut melalui Universitas Negeri Malang, tiba pada pagi hari berikutnya. Kepulauan Sula sendiri masuk dalam Propinsi Maluku Utara, terdiri dari tiga pulau besar dengan Sanana sebagai ibukota kabupatennya. Akan tetapi lokasinya lebih dekat dengan Pulau Sulawesi, dekat dengan daerah Luwu Banggai.
Perjalanan berlangsung lancer karena saat aku berangkat tepatnya pada bulan februari 2
008 bukan merupakan musim ombak. Setelah tiba di sanana kami disambut di pelabuhan oleh seluruh orang dinas pendidikan dan seluruh kepala sekolah se-kabupaten kepulauan sula. Kemudian kami dijamu sebentar di hotel dessy dan selanjutnya diantar ke penginapan sementara oleh kepala sekolah masing-masing yang sekolahnya akan kami tempati untuk bertugas. Setelah sekitar satu minggu kami di tampung sementara di kota sanana maka kami masing-masing diberangkatkan ke tempat tugas.

Kebetulan saat keluar SK penempatan aku dan seorang kawanku pak tri pujianto nugroho mendapatkan tempat di SMAN I Taliabu Utara (Gela) konon katanya tempat kelahiran bapak bupati Ahmad Hidayat Mus. Kapal bergerak menyisir sepanjang pantai pulai Taliabu ini. Sepanjang pantai terhampar deretan pohon kelapa panjang sekali, yang jika terkena angin seperti formasi tarian hula-hula yg ditarikan oleh ribuan gadis2 Hawai yang gemulai...
Sesampai dipelabuhan Dofa ternyata kami disambut oleh ibu-ibu yg menjajakan makanan seperti ubi, ikan, kacang dan nasi bungkus. Disini ada kejadian yg menarik, orang2 diatas kapal pada berebut turun utk segera menyantap hidangan yg dijual d atas dermaga, seperti pengungsi kelaparan yg sudah tidak makan seminggu. Sehingga terjadilah pemandangan saling berebut ubi, ikan atau kacang di sepanjang dermaga, nggak yang tua atau muda semua saling berebutan. Kasihan juga ama ibu2 penjualnya, mereka sampai kewalahan melayani pembeli yg nggak sabaran. Kapal harus melewati Selat Capalulu yg terkenal dengan pusaran airnya. Selat ini yang membatasi Pulau Taliabu dengan Pulau Mangole. Konon, pusaran air yg ada disini merupakan pusaran air terbesar kedua didunia.

Selepas dari Selat Capalulu, kami sudah dihadapkan oleh ganasnya laut lepas. Ombak setinggi 3-4 meter datang menerjang badan kapal silih berganti. Seakan-akan tidak memberi ampun kepada kapal kami yg nyelonong masuk wilayah mereka. Badan kapal yg besar dan berat tsb mulai goyah juga, menggoyangkan seluruh isi kapal. Para penumpang , termasuk kami, yg tadinya berada d teras samping kapal mulai merasakan "kocokan maut". Satu persatu mulai masuk ke kabin kapal untuk menghindari gocangan ini. Akupun masuk ke kabinku, membaringkan badanku d ranjang kabin, seraya menggumam "Jangan sampai mabuk laut...mampus deh kalo sampe mabuk laut" dan aku pun tertidur jg....

Setelah beberapa jam terombang-ambing di lautan akhirnya saya, pak tri bu ella dan bu ipank (guru-guru yang menjemput kami) tiba di taliabu utara tepatnya di desa jorjoga, perjalanan masih belum berakhir untuk mencapai sekolah di desa gela masih harus naik long boat lagi selama satu jam. Setelah perjalanan di long boat yang cukup melelahkan akhirnya kami sampai juga di gela dengan disambut segenap siswa SMAN I Taliabu Utara dan masyarakat desa gela kecamatan Taliabu Utara.

Selamat datang di Gela, petualangan belum berakhir dan akan berlanjut pada tulisan selanjutnya...

2 komentar:

Anonim mengatakan...

subhanallah...
hebat pak..!!!
insya allah bapak mendapat rahmat dan hidayah dari allah agar bapak dan tenaga pendidik lainya bisa memajukan taliabu khususnya sumber daya manusia..!!!

Unknown mengatakan...

Salam...
heroik juga yah.. memang begitu pak kondisi alam di maluku sebagian besar kepulauan saya juga sudah merantau 10 tahun malang melintang dari morotai di maluku utara sampai kep. aru, saumlaki, kisar di maluku barat daya dan maluku selatan.
Salam anak seribu pulau..
We love Indonesia..

SMA1 Taliabu 2008 Template by : kendhin : Admin: Email:sman1taliabu@yahoo.co.id