5.9.08

Semangat baja Siswa Pedalaman dan Berbagai Tantangannya

Semenjak pertama kali meluluskan alumninya, terbukti bahwa siswa SMAN I Taliabu Utara memang memiliki semangat baja untuk bisa mengubah nasib menjadi jauh lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang melanjutkan studinya ke perguruan tinggi negeri maupun swasta yang mencapai lebih dari 50%, suatu angka yang cukup fantastis bila mengingat posisi sekolah mereka yang termasuk daerah pedalaman dan baru beberapa tahun berdiri.

Kebanyakan dari mereka tersebar di Univ Hairun Ternate, Univ Sam Ratulangi Manado,Univ Haluleo Kendari, Univ Patimura Ambon dan Univ Hasanudin Makasar dan beberapa kampus swasta yang ada di indonesia timur. Yang lebih mencengangkan lagi, ada juga beberapa siswa pedalaman ini yang melanjutkan kuliahnya di beberapa perguruan tinggi elite di jawa, diantaranya Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan bantuan dana dari bupati kepulauan sula.
Suatu semangat dan usaha yang luar biasa untuk keluar dari jeratan kebodohan dan kemiskinan yang menghimpit kebanyakan masyarakat maluku pada umumnya. Sayangnya semangat yang luar biasa ini belum didukung oleh kebijakan dari pihak terkait. Seharusnya ada kebijakan khusus dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk terus memotivasi dan memfasilitasi para siswa yang ada di daerah terpencil. Mengingat kebanyakan sekolah yang ada di daerah terpencil termasuk kabupaten Sula yang tercinta ini masih sangat minim sekali dilihat dari berbagai sudut.
Mulai dari ketersediaan tenaga pengajar yang sangat minim, sudah merupakan hal yang sangat umum bila di sekolah-sekolah yang ada di sini hanya memiliki 2-3 orang guru, bahkan ada dibeberapa sekolah yang hanya memiliki 1 orang guru. Suatu kondisi yang memprihatinkan bila dibandingkan dengan melimpahnya tenaga pendidik yang ada di pulau jawa. Kalaupun ada beberapa sekolah yang memiliki “cukup guru” itupun belum menjamin kualitas pendidikan di kabupaten sula tercinta ini, karena kebanyakan dari mereka belum memiliki kualifikasi sarjana dan kalaupun ada yang jumlahnya membludak adalah sarjana agama, sedangkan sarjana sains masih amat sangat kurang sekali.
Ada beberapa solusi yang saya tawarkan terkait dengan permasalahan tenaga pendidik dan kependidikan di kabupaten sula tercinta ini: pertama, program pengadaan guru kontrak yang didatangkan dari beberapa Universitas terkemuka di indonesia seperti yang sudah dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kab Kep Sula ini harus terus dilanjutkan dan bila perlu di tingkatkan dengan menambah jumlah guru kontrak berkualitas tiap tahunnya. Program ini harus di barengi dengan komitmen pemerintah daerah untuk memberikan kesejahteraan para guru kontrak berkualitas agar betah dalam melaksanakan tugas di daerah-daerah terpencil yang suasananya jauh berbeda (serba terbatas) dengan tempat asal mereka yang kebanyakan di datangkan dari jawa yang fasilitasnya sudah lumayan memadai. Dan juga segera memberikan kepastian pengangkatan guru kontrak ini untuk segera diangkat menjadi pegawai negeri, agar mereka lebih fokus dan menambah komitmen serta pengabdian mereka dalam bekerja memajukan pendidikan di kabupaten tercinta ini.
Kedua, penyediaan anggaran pendidikan yang cukup baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Kalau pemerintah pusat pada tahun anggaran 2009 ini sudah berani menganggarkan pendidikan sebesar 20% dari APBN walaupun atas desakan dari mahkamah konstitusi maka semangat ini juga harus di barengi dengan pemerintah daerah untuk berani menganggarkan 20% anggarannya di bidang pendidikan. Bahkan kalau perlu alokasi anggaran pendidikan di daerah terpencil harus lebih di utamakan, mengingat minimnya berbagai fasilitas pendidikan yang ada di daerah terpencil. Sebutlah kasus ketiadaan perpustakaan, laboratorium, peralatan komputer, dan bahkan ketiadaan gedung tempat dilaksanakannya kegiatan belajar mengajar merupakan suatu hal yang jamak dijumpai. Maka seharusnya alokasi dana untuk pengadaan fasilitas ini tentunya harus lebih besar dibandingkan dengan alokasi dana untuk daerah-daerah yang sudah maju yang mungkin hanya butuh biaya perbaikan. Belum lagi biaya transportasi yang sangat langka dan mahal menjadikan alokasi pembiayaan di daerah-daerah ini harus lebih besar dari daerah lain.

0 komentar:

SMA1 Taliabu 2008 Template by : kendhin : Admin: Email:sman1taliabu@yahoo.co.id